Text
Munajat Ramadan
Penulis mengupas topik-topik keseharian yang terus terjadi di bulan Ramadan dan memberi makna yang baik pada setiap rincinya. Buku ini membuat kita bercermin bahwa betapa kita tidak pernah belajar, senantiasa mengulang kelakuan yang sama di tiap bulan suci. Melewatkan begitu saja momen paling sakral Lailatul Qadr, malam seribu bulan. Kita semakin acuh tak acuh pada beda antara ritualitas dan spiritualias. Tak ada yang bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah cukup menyambut datangnya
Lailatul Qadr hanya dengan iktikaf di masjid? Adakah hal-hal spiritual yang harus terjaga ketika secara ritual kita berjaga?” Kita tidak membedakan atau mungkin memang tidak bisa membedakan, mana wirid dan mana zikir. Seolah-olah jika jarijemari kita sibuk menggerakkan biji-biji tasbih dan bibir kita sibuk melafal wirid, maka kita telah berzikir. Kita tidak lagi teliti pada perbedaan yang signifi kan antara
ingat, mengingat, mengingat-ingat, dan mengingatkan.
Tidak tersedia versi lain