Text
Bu Slim dan Pak Bil : Mengobrolkan Kegiatan Belajar-Mengajar Berbasiskan Emosi
SUDAH hampir sepuluh tahun gaung buku menggemparkan karya Daniel Goleman, Emotional Intelligence, terdengar lantang menyelusup sudut-sudut sempit dunia. Menurut doktor psikologi keluaran Universitas Harvard dan penulis ilmu-ilmu perilaku dan otak di The New York Times, "EQ atau kecerdasan emosional lebih menentukan keberhasilan ketimbang IQ atau kecerdasan rasional." Jika dikalkulasi secara kasar, kira-kira EQ menyumbang sekitar 80%, sementara IQ hanya 20%.
Apakah gaung tersebut kini benar-benar berpengaruh pada sikap dan perilaku kita? Apakah kita kemudian lebih memperhatikan peran EQ ketimbang IQ dalam menjadikan kehidupan kita lebih baik dan cemerlang? Bagaimana pula dengan keadaan sekolah-sekolah kita? Apakah ada semacam rancangan pendidikan yang mengarah untuk lebih menekankan pentingya pendidikan emosi?
Dalam serial kali ini, Bu Slim dan Pak Bil mencoba mengobrolkan secara ringan peran dan fungsi EQ dalam memperkaya pendidikan. Apa sih emosi? Mengapa EQ lebih penting keti bang IQ calam membuat seseorang sukses dalam kehidupannya? Mengapa emosilah yang memberi arti pada diri? Bagaimana nemasukkan pendidikan emosi dalam kegiatan belajar-mengajar Apakah EQ berkaitan dengan pendidikan karakter atau akhlak?
Tidak tersedia versi lain