“Karena aku tahu, Si Penjelajah Lut Tawar adalah perahu kebangaanmu. Aku tak mau kau kehilangan perahu ini.” Sontak mata Fikar berkaca-kaca. Buru-buru ia mengalihkan pandangan dari Malik. “Kar, ayo naik.” Malik memberi tanda agar Fikar naik ke perahu. “Sekarang kau bisa pakai perahu ini sepuasnya.” Fikar menggeleng. “Perahu ini punyamu.” “Bukan punyaku, tapi punya kita,” kat…